Dewasa ini, kepemimpinan menjadi persoalan penting bagi setiap bangsa. Persoalan kepemimpinan sangat krusial bagi arah tumbuh suatu bangsa.Kualitas kepemimpinan menjadi salah satu indikator penting maju tidaknya suatu bangsa. Sebuah bangsa dengan kualitas kepemimpinan yang buruk, misalnya pemimpin yang kurang tegas, plin-plan, tidak bisa menjadi teladan, mudah disetir, dan berbagai gejala perilaku negatif, akan berdampak pada rusaknya tatanan kehidupan bangsa tersebut.
Oleh sebab itu, proses regenerasi kepemimpinan menjadi penting untuk dikawal oleh masyarakat luas agar kualitas kepemimpinan sebuah bangsa dapat terus terjaga. Selain itu, peran masyarakat dalam mengawal regenerasi kepemimpinan menjadi salah satu bentuk partisipasi bagi masyarakat untuk menentukan nasib bangsanya sendiri. Regenerasi kepemimpinan yang aman, berkualitas, dan demokratis menjadi pekerjaan
rumah bagi setiap bangsa.
Sebagai contoh pada hari ini, proses regenerasi kepemimpinan Amerika Serikat sedang menghadapi persimpangan jalan. Amerika Serikat kini dihadapkan kepada pilihan sulit saat proses regenerasi kepemimpinan hari ini. Pilihan-pilihan yang kurang menonjol dan
meyakinkan secara kualitas dan track record, mengakibatkan rakyat Amerika Serikat menjadi gamang dalam partisipasinya kali ini. Entah bagi kaum Demokrat atau Republik, kandidat yang muncul dapat dikatakan tidak sebanding kualitasnya dengan presiden sebelumnya, yakni Barrack Obama.
Di sisi lain, kondisi yang tak kalah memprihatinkan dialami oleh negara-negara Islam yang pada hari ini masih terjadi killing fields besar-besaran dalam kesehariannya. Penyelesaian masalah dengan pertumpahan darah seakan menjadi satu-satunya pilihan. Korban jiwa pun berjatuhan, suasana semakin mencekam di negara-negara Islam di Timur Tengah dan sekitarnya. Kepemimpinan di negara-negara Islam yang tengah dirundung konflik seakan-akan terkubur dalam timbunan angkara murka.
Seharusnya, Dunia Islam menjadi pihak yang paling diuntungkan dalam persoalan kepemimpinan ini. Mengapa? Dunia Islam memiliki sosok pemimpin yang berintegritas, penuh keteladanan, kharismatik, dan disegani oleh banyak pihak. Dialah Rasulullah Muhammad saw., seorang tokoh panutan yang telah membawa bangsa Arab dari kejahiliahan menjadi bangsa yang maju dan disegani pada masanya.
Lalu, mengapa ini bisa terjadi? Banyak analisis dan teori yang menjelaskan kenapa ini bisa terjadi. Salah satunya adalah ketidakmampuan umat Islam hari ini dalam menerjemahkan dan menyerap nilai-nilai yang diteladani oleh Rasulullah. Ironisnya, nilai-nilai yang dibawa oleh Rasulullah malah secara lebih jauh di terapkan oleh bangsa lain yang membuat mereka lebih maju, seperti Jepang dengan budaya disiplin dan respect-nya, negara-negara di Eropa dengan nilai integritasnya, dan lain sebagainya.
Buku ini disusun dengan semangat belajar dan meneladani best practices dari para nabi terdahulu dalam memimpin dan membawa umatnya menuju jalan cahaya pada masa mereka. Meski Prof. Kuntowijoyo telah sebelumnya merumuskan kepemimpinan profetik,
buku ini diharapkan dapat menjadi pelengkap teori yang telah beliau susun. Terakhir, penulis berharap buku ini menjadi sumbangsih kecil bagi Indonesia di masa kini dan masa mendatang dalam mewujudkan negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Negara Indonesia yang gemah ripah loh jinawi – toto tentrem kerto raharjo, baldatun thoyyibatun wa Rabbun ghofur. Aamiin yaa rabbal ‘alaamiin.
